aku adalah angin...

as free as the wind...

'jadi kamu mengharap akan berlaku satu keajaiban? a miracle?'

'aku percaya pada keajaiban...'

'dear, soalanku berbunyi samada kamu mengHARAP pada keajaiban, bukan samada kamu PERCAYA padanya atau tidak.'

'jadi apa bezanya?'

'ada satu garis halus yg membatasi antara berserah pada takdir dan percaya pada takdir, dear.'

'...'

'dan kini kamu sedang berdiri di antara keduanya.'

'...'

'jadi sampai bila?'

'sampai bila apa?'

'kamu akan menunggunya?'

'menunggu apa?'

'dia...'

'dia? siapa dia?'

'jangan pura2 bodoh, dear. kamu menunggu dia kan? dia, lelaki itu kan?'

'he'll knock my door.'

'but what if he wont?'

'but what if he will?'

'bukankah dia telah memilih untuk terus menunggu di depan pintu perempuan itu, dear?'

'dan aku telah memilih untuk terus menunggu di depan pintunya!'

'bodoh!'

'memang bodoh, tapi sekurang2nya penantian aku penantian bermaruah. dia belum menjadi milik sah mana2 perempuan, sedangkan perempuan yg ditunggu, yg ditagih rindunya itu...'

'kamu keras kepala!!!'

'aku yakin dgn pendirianku.'

'dan ada satu garis halus yg membatasi antara keyakinan dan kedegilan. sekarang kamu...'

'now what? am i standing between the line?'

'yup...!'

'antara ke-yakin-an... dan... ke-degil-an... huh?'

'hmm... dan satu perkara lagi. kamu sedar tak kalau ada satu garis halus yg membatasi antara rasa peduli dgn terlalu ikut campur?'

'peduli... ikut campur?'

'well... kamu pasti faham. dan kedua kakimu berada tepat di atas garisan itu sekarang...'

'...'

0 sings along...: